Pendakian Gunung Semeru ini tlah lama jadi keinginan gue. Bukan karna ‘korban’ film 5cm, tapi karna surga yang ada didalamnya, yaitu Ranu Kumbolo. Danau yang sangat indah dan menawan, letaknya yang berada diketinggian pun menambah syahdu saat menghabiskan waktu disana. Begitu juga dengan Puncak fenomenalnya yaitu Puncak Mahameru, Puncak nya Para Dewa sebagai atap Pulau Jawa dengan ketinggian 3676Mdpl menambah hasrat untuk segera kesana!
Keinginan gue kali ini dijawab dengan adanya promo dari traveloka, tiket kereta eksekutif Jkt-Mlg hanya 150k. Jadilah gue melihat tanggalan, bulan apa yang cocok karna saat itu gue lagi mesra-mesra nya sama skripsi gue ditambah berbagai macam deadline yang menanti hehe😁 melontarkan obrolan di satu, dua grup, akhirnya ada yang teracuni dengan hasutan gue ini. Yaaa.. gajauh-jauh, mereka lagi, mereka lagi😂 mereka ini temen kampus sekaligus temen nanjak gue, udah berapa gunung kita lalui bareng. Yang paling kiri itu Maudi (@mamauludi), kemudian Diah (@putri.diii), disamping kiri gue itu Fadhil (@ibnu_khazin), cewe berkerudung hitam namanya Hasna (@naahasna) dan yang paling mengkilap sebelah kanan itu namanya Alip (@alifnurfikri) 😂
Sebenernya tujuan perjalanan gue selama di Malang ini ga sekedar ke Semeru aja, tapi juga ke Bromo. Untuk cerita Bromo next aja ya, skip dulu hehehe🙈
Perjalanan Jakarta - Malang menggunakan kereta
estimasi waktu paling cepat 14jam
Tergantung apa kereta dan apa class kereta tersebut. Beruntung, waktu itu kami memakai Kereta Eksekutif Bima seharga 150rb karna promo. Untuk waktunya selama 15jam 45menit. Karna kelas eksekutif ini mau berapa lama pun ga jadi masalah, kita serasa tidur dikasur rumah sendiri hahaha boleh sombong😎 jadi untuk PP total kami mengeluarkan 300rb untuk kereta.
Untuk masalah selama diperjalanan kereta, gue cuma mengingatkan satu hal. Disetiap kereta kalian berhenti distasiun dan kalian ingin jajan, sebaiknya tanya dulu ke masinis ataupun karyawan kereta lainnya, berapa lama kereta akan berhenti, jangan sampai lari-larian ketinggalan kereta ya! Eh tapi, ketahui juga kalau kereta berjalan hanya untuk memindahkan gerbong, jangan bikin temen panik😒
Stasiun Kota Baru Malang – Basecamp Tumpang
estimasi 30-45menit
Saat keluar stasiun terlebih kalian berpenampilan ala pendaki, sudah pasti kalian menjadi ‘sasaran’ masyarakat lokal yang menawarkan berbagai macam paket atau sekedar untuk mengantar kalian menuju Tumpang. Untuk harga waktu itu kami carter angkot seharga 130rb. Sebisa kalian untuk terus menawar, tapi jangan tega-tega juga ya, bagaimana pun itu merupakan ladang rezeki mereka yaaa.
Basecamp Tumpang – Ranu Pani
estimasi 1jam 30menit
22 Oktober yang lalu, jam 7.15 kami beranjak dari Basecamp Tumpang menuju Pos Ranu Pani, desa terakhir sebelum memasuki jalur pendakian Gunung Semeru. Di Tumpang banyak sekali penyedia jasa Jeep ataupun travel yang menyediakan berbagai macam paket keliling bromo sekitarnya. Kami sendiri memakai jasa dari Mas Pras (@prass_semeru) yang sangatttt baik dan ramah. 1,7jt all in. Kami pun bermalam 2hari dirumahnya bak keluarga sendiri! Tersedia tv, beberapa kasur walaupun sebagian dari kami tetap memilih ngemper dilantai beralaskan tiker hahaha serta sajian es teh manis ataupun jajanan setelah beraktifitas dan saat pagi dan malam hari. Hari pertama kami manfaatkan untuk sunrise bromo dan keliling sekitarnya, sesuka hati kami berapa lama dispot tersebut tidak ada batasan dari Mas Pras sendiri, hanya saja sejak awal Mas Pras sudah memberi kami pilihan untuk mau kemana saja dan kami memilih beberapa tempat. Setelah puas bermain di Bromo, kami kembali menuju rumah Mas Pras untuk prepare kebutuhan pendakian Gunung Semeru esok hari. Oh ya, dalam melengkapi logistik ataupun sempat seperti kami musti mengurus ulang surat kesehatan karna batas yang diterima untuk pendakian hanya 3 hari setelah pembuatan, kami dipinjamkan motor untuk bolak-balik kesana-kemari, keren kan pelayanan Mas Pras ini👍
Perjalanan dari Tumpang menuju Ranu Pani awal-awal yaaa… begitu-gitu saja. Hanya melewati rumah sesekali perkebunan milik warga. Tapi setelah sesampainya di gapura Selama Datang di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru(TNBTS), siap-siaplah dibuat takjub! Kita akan melewati jalan di tebingan dimana pemandangan di kiri kita berupa landscape bukit Teletubbies, sejauh mata memandang hijaauuuu semua~ Tapi setelah itu, siap-siap! Bersiap rasakan sensasi ‘semi offroad’, jangan lupa pegangan karna kita akan melewati beberapa jalan aga rusak dan bergoyang hehe😀 tiba di Ranu Pani pukul 8.30, gue dengan Maudi langsung bergegas menuju loket untuk mengurus berkas, dimana yang lain menurunkan barang-barang dari jeep. Oh ya, sebelumnya kami sudah mengurus simaksi untuk 3hari 2malam melalui web TNBTS yang tersedia di booking.bromotenggersemeru.org
Yang perlu kalian bawa saat registrasi ulang ialah☟☟☟
Simaksi, Lembar konfirmasi/pengesahan
Cek kelengkapan
Fotocopy ktp,
Surat Keterangan Sehat lengkap dengan tanda tangan dokter beserta cap,
dan Bukti Transfer
Setelah kalian mengurus berkas, nantinya kalian akan disuruh menunggu giliran untuk briefing dengan ranger dan ini bersifat wajib! Oleh karna itu, bagi kalian yang memang mengejar waktu, perhitungkan waktu sebaik mungkin. Lama briefing minimal 30menit, dan paling lama hanya satu jam. Lanjut…
estimasi 10 menit
Pendakian kami mulai tepat jam 10 hari itu. Dari Ranu Pani menuju gardu, kita dihadapkan pertigaan dimana kekiri menuju kuburan dan kekanan jalan turunan. Jangan karna menanjak, kita ambil kiri ya 😂 kita kekanan mengikuti jalan yang sudah diaspal. Tidak ada kendala yang ditemui jika kalian tidak memikirkan ‘anjir, nanti pas balik gue lewat jalur beginian, nanjak pula’ hahahaha. Sesampainya di gardu, kurang afdhol rasanya kalo kita tidak ber-wefie ria terlebih dahulu selagi ganteng-gantengnya dan masih gagah-gagahnya haha😎 jangan lupa juga untuk berdoa memohon keselamatan pada Tuhan, kemudian atur posisi siapa leader dan siapa sweeping kalian.
Gardu Selamat Datang – pos 1
estimasi 1jam 15menit
Selamat datang di jalur pendakian Gunung Semeru yang asik nan menggemaskan. Pukul 10.20 kami beranjak dari gardu selamat datang. Kita ikuti jalur yang ada sampai bertemu pertigaan, dimana kekiri menanjak dan kanan menuju perkebunan warga, kita ambil jalur kiri yang menanjak tapi masih lucu-lucunya. Secara overall, jalur menuju pos 1 ini landai dan beberapa kali kita masih akan menemui jalur yang sudah dibata namun rusak. Terus ikuti jalur tersebut, sampai akhirnya pukul 11.30 kami tiba di pos 1 dengan ditandai keramaian pendaki yang mengkerubungi warung warga 😂 Yaaa... hampir ditiap pos nantinya ada warung yang memanjakan pendaki dengan gorengan, buah-buahan seperti pisang dan semangka, minuman pocari sweat ataupun mineral, dan jajanan lainnya. Lanjutttt, jangan terlalu lama dan banyak menghabiskan uang disini, karna masing ada warung-warung yang menanti diatas hahaha
Pos 1 – pos 2
estimasi 30 menit
Pukul 11.35 kami melanjutkan perjalanan menuju pos 2. Masih sama, jalur yang akan kita lewati masih landai namun sudah divariasikan dengan tanjakan kecil-kecil nan menggemaskan. Singkat cerita, jam 12 tepat kami sampai di pos 2. Dengan tanda yang masih sama, yaitu para pendaki yang mengkerubungi warung warga. Di pos 2 ini, isilah perut kalian dan benar-benar persiapkan fisik kalian karna kita akan memulai cobaan awal.
Pos 2 – pos 3
estimasi 2jam
Jam menunjukkan pukul 12.15. Kami bergegas menuju pos 3 yang terlihat saat kami berisitirahat di pos 2. Jalur dari pos 2 menuju pos 3 ini nantinya akan menguras tenaga kita. Selain jaraknya yang jauh, jalur juga bervariasi, mulai dari jalan landai, tanjakan yang sudah mulai ‘nakal’ dan beberapa spot yang sudah terbuka. Adanya plang “Watu Rejeng” ditengah perjalanan menuju pos 3 saat jam menunjukkan pukul 12.30, bisa jadi sedikit angin segar bagi kami ataupun harapan palsu yang nyata dimana kita menganggap Watu Rejeng tersebut adalah pos 3. Tidak, pos 3 masih jauh didepan..😴 Disebut-sebut jalur ini merupakan perlintasan penghuni disini yaitu macan hitam. Tapi tenang, jika masih waktu pagi sampai sore kita tidak perlu takut akan hal tersebut. Lanjut… Dari Watu Rejeng menuju pos 3, jalur mulai didominasi dengan tanjakan. Walaupun masih dapat menemui bonus, jalur yang kita lewati ini memutari perbukitan, dan seringkali menanjak walaupun masih bersahabat. Dalam menuju pos 3 juga nantinya kita akan melewati 2 jembatan merah dijalur. Akhirnya kami sampai di pos 3 Pukul 13.15. Berisitirahat sejenak dan belilah semangka ataupun pisang yang dijualkan oleh masyarakat setempat untuk memulihkan tenagamu.
Pos 3 – Ranu Kumbolo
estimasi 45 menit
Selesai menyantap pisang dan semangka segar, kami melanjutkan perjalanan. Kali ini jalur akan buka-tutup. Kadang kita langsung dapat berpas-pasan dengan sinar matahari, tapi juga masih ada spot yang masih tertutup hehe. Jalur menuju Ranu Kumbolo senantiasa kita akan ditemani rumput-rumput panjang disamping kanan dan kiri. Tidak begitu lama berjalan dari pos 3, kita akan mendapat songkongan ‘energi’ lebih! Yihaaa.. Keindahan Ranu Kumbolo terlihat dari kejauhan. Saat sudah mendekati pos 4 pun di kiri kita sudah lepas berupa pemandangan Ranu Kumbolo. Pos 4 seperti pos lain sebelumnya yaitu berupa bangunan dan sudah pasti ada warung, yang beda adalah view duduk kita langsung menghadap Ranu Kumbolo! Dari pos 4, kami sudah riang-gembira mau bagaimana pun trek yang dilewati, kami tetap semangat. Beberapa kali kita akan melewati turunan-turunan yang cukup terjal. Semoga kalian tidak melewatinya saat hujan ya karna jalur akan menjadi licin. Ada 2 area camp di Ranu Kumbolo, yang pertama akan kalian lewati setelah turunan kedua, sedangkan satu nya lagi kalian harus sedikit melanjutkan perjalanan yang nantinya ditandai dengan adanya sebuah rumah dan kain-kain Bali yang diikatkan di pohon-pohon sebagai batas untuk pendirian tenda.
Rencana awal pendakian kami sebenarnya langsung kebut menuju Kalimati. Namun, kami sampai di Ranu Kumbolo kesiangan yaitu pukul 14.35. Estimasi menuju Kalimati berbekal dari pos Ranu Pani dan hasil bertanya pada rekan pendaki yang ada di Ranu kumbolo memakan 3-4jam. Terlebih saat itu kami belum makan siang dan solat, ditambah ragu dan terlalu lama istirahat sehingga keasikan di rakum, jadi kami memutuskan bermalam lebih dulu disini.
Hari pertama di Ranu Kumbolo
Kami melepaskan beban bawaan kami. Sekedar berkeliling, menyapa pendaki disekitar, atau sesekali menghempaskan tubuh ke rumput, memandangi langit biru. Satu per satu dari kami bergantian mengambil wudhu untuk melaksanakan shalat berjamaah berasalkan rumput di Ranu Kumbolo. Semilir angin menambah syahdu ibadah kami kala itu. Boong deng, gemeter karna kedinginan yang ada hahaha 😂 Setelah selesai, kami bergegas mendirikan tenda. Terdapat perdebatan kecil mengenai lokasi dan kemana arah tenda dibangun. Yaaa karna kami juga anak jaman sekarang, kami mempertimbangkan lokasi untuk foto berlatar pintu tenda dengan pemandangan Ranu Kumbolo disaat sunrise nanti hahaha jadi kami mencari spot dengan mem-pas kan tengah-tengah bukit Ranu Kumbolo di tanah yang rata.
Selesai tenda berdiri dan barang sudah berada didalam, terjadi perdebatan yang kedua. Perdebatan berikutnya ini terkait kelanjutan pendakian kami, apakah kami hanya sampai di Ranu Kumbolo, atau besok lanjut ke Kalimati. Pertimbangannya adalah karna simaksi kami hanya untuk 3hari 2malam. Jika hanya sampai Ranu Kumbolo, kami dapat bersantai dan bebas melakukan apapun ditempat yang memberikan kenyamanan dan ‘kehidupan’ bagi para pendaki karna air yang melimpah dan adanya warung yang memanjakan dengan jajanannya, hanya saja meninggalkan ‘pr’ karna kami belum menuntaskan pendakian hingga puncak. Sebaliknya, jika besok kami melanjutkan ke Kalimati, kami harus menyiapkan tenaga ekstra, packing ulang untuk bermalam di Kalimati, tengah malam summit dan sesegera mungkin turun dari puncak tidak terlalu siang untuk mengajar makan dan packing, kemudian lanjut turun hingga Pos Ranu Pani yang hanya buka sampai jam 5 sore. Jika lewat, mau tidak mau, suka tidak suka, terpaksa bermalam di Ranu Pani untuk dapat mengambil KTP esok hari.
Hingga sang mentari pamit, kilauan bintang kelap-kelip, kabut menyelimuti Ranu Kumbolo obrolan kami masih berlanjut. Entah kemana arah pembicaraan kala itu namun tetap menyinggung bagaimana kelanjutan pendakian kami nanti…
Bersambung..... Sampai ketemu di Part II 👏👏