Terimakasih, Edelweisku!
- aryl dwi f
- Jun 21, 2017
- 1 min read

Teruntuk yang telah menerpa, mendidik dan membentuk sebagian besar jiwa petualang saya. Ia yang selalu jadi bahan omongan disetiap saya kumpul dengan kelompok kecil saya "ih ngapain ya dulu kita mau-mauan disuruh kaya gitu", "siap iya bang! siap iya kak!", "abang yang itutuh, kakak yang itutuh" dan segala kenangan yang membekas hingga sekarang dan akan abadi seperti namanya.
Jika tiada laki-laki hebat tanpa adanya perempuan hebat disampingnya, maka tak etis ada penggiat alam tanpa tempat ia bernaung dan menerpa dirinya. Ya, perkenalkan ialah Edelweis. Ialah yang mengukuhkan pada akhirnya tersisa 10 pelajar SMA ditahun saya yang sebelumnya sama-sama tidak saling mengenal hingga akhirnya mempunyai ikatan 'saudara' hingga sekarang. Masa-masa abg yang sedang asik-asiknya bermain dan belajar, kami memutuskan untuk berkecimpung dalam organisasi pecinta alam ini atau yang biasa dikenal SISPALA.
"apa motivasi kalian masuk Edelweis?"
" siap! mau naik gunung kak!"
"siap! mau belajar organisasi bang!"
ada pula yang jatuh hati pada senior saat melakukan repling dari wall climbing saat expo, ada pula yang ikut-ikutan, hingga terpaksa dan sebagai macamnya.

Satu tahun pertama sebagai junior banyak cerita terukir dari setiap tahapan. Tes fisik satu sampai tiga, pra diklat, diklat, nanjak angkatan, pra slayer dan slayer. Mulai dari tes mental, materi hingga fisik sampai mem'buramkan' penglihatan, menyenggol sarang tawon, makan 'coklat arab', mencuci kayu bakar, hingga nyasar dihutan saat mencari slayer yang disebar dengan cara navigasi darat,
Terlalu banyak kisah yang membuat rindu dan ingin kembali ke masa lalu. Hanya untuk yang enak-enaknya saja, bukan keseluruhan apalagi yang capek-capek, duka ataupun yang ngga enak😂
Ku ucapkan, terimakasih padamu,
yang telah memberi warna di hariku.
Memancarkan, sejuta pesona,
terimakasih, Edelweisku!
terimakasih, Saudaraku!👊

Comments